APBN 2013 Masih Buka Peluang
Korupsi
JAKARTA,
KOMPAS.com - Permasalahan APBN
2013 dinilai tak berbeda dengan APBN
2012 , yakni terjadi kekeliruan dalam perencanaan. APBN 2013 dinilai sama
sekali tidak menggubris fakta-fakta bahwa APBN 2012 membiarkan peluang korupsi
yang luar biasa massif.
"Dengan kata lain, pemerintah sebagai perencana
anggaran telah merencanakan korupsi dalam APBN," kata anggota Badan
Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR Fahri Hamzah di Jakarta, Rabu
(31/10/2012).
Fahri memberi contoh alokasi anggaran di Kementerian
Pemuda dan Olahraga. Anggaran fungsi pendidikan di Kementerian itu dalam APBN
2013 jauh lebih besar dibandingkan alokasi anggaran untuk tugas, pokok, dan
fungsinya yaitu pemuda dan olahraga.
"Anehnya, pengalokasian anggaran fungsi pendidikannya
tanpa sepengetahuan Komisi X. Disinyalir hal seperti ini juga terjadi di 18
kementrian dan lembaga lainnya. Jadi tidak aneh jika
kasus proyek Hambalang mempertontonkan bagaimana sebuah proposal yang
beredar di antara eksekutif dan sebagian anggota DPR serta calo anggaran tanpa
perencanaan apapun kecuali untuk membobol APBN," kata Fahri.
Fahri menambahkan, lemahnya perencanaan anggaran di
pemerintah pusat dan ketidakberanian mengatur anggaran, membuat hak alokasi
APBN oleh anggota DPR menjadi liar. Jika hak alokasi ini tidak diakomodasi
secara resmi dan Pemerintah membiarkan negosiasi alokasi menjadi permainan,
kata dia, maka sama saja dengan menyiapkan tangkapan koruptor.
Anggota Komisi VII DPR itu menilai, tidak banyak perubahan
dalam APBN 2013 dibanding APBN 2012, baik asumsi makro ekonomi maupun kebijakan
anggaran yang tergambar dalam batang tubuh APBN sendiri. Pemerataan pembangunan
belum mencakup ke pelosok daerah.
Dalam hal kebijakan pengalokasian anggaran belanja
pemerintah pusat, tambah politisi PKS itu, belum terlihat ada terobosan.
Belanja pemerintah pusat masih didominasi oleh belanja pegawai sebesar Rp
241.121 miliar, belanja barang Rp 159.997 miliar, dan belanja subsidi Rp 274
miliar.
"Jika digabungan ketiga belanja ini sudah menyerap
hampir separuh dari total belanja pemerintah. APBN 2013 tidak memperlihatkan
terobosan kebijakan yang signifikan untuk merubah pola belanja pemerintah pusat
yang selama ini juga sudah diterapkan dalam APBN 2012 ," ujar Fahri.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/31/12341062/Fahri.APBN.2013.Masih.Buka.Peluang.KorupsiAnalisa : menurut saya penggunaan APBN harusnya secara tepat dan cermat agar APBN tersebut dapat berguna bagi banyak masyarakat. Seharusnya penggunaan APBN tersebut dapat di lakukan secara terbuka jika perlu digunakan suatu site khusus agar masyarakat dapat turut mengawasi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar